Friday, October 17, 2008

Sebuah Kisah Awan : Arti Hidup, Hidup Binatang [Kisah 1]

Prologue :

Awan bangun pagi itu, matanya berat, mengantuk. Kepalanya berat, seolah habis terantuk. Dunianya berat, seolah bukan udara yang ia hirup, melainkan darah.

"Siapa Awan"


Hai, Selamat Pagi. Apa Kabar kalian hari ini?

Pagi ini serasa berat sekali bagiku. Hari ini umurku genap 20 tahun! Lalu mengapa berat? Sebab sampai saat ini aku belum menemukan arti hidupku. Mengapa hingga saat ini aku masih bernafas untuk bertahan menapak dunia.
Terlempar jauh ingatanku ke 14 tahun yang lalu, saat Sinyo meninggal.
Tapi kapan aku meninggal? Dan mengapa aku harus meninggal?

Hahaha, kini aku adalah Awan yang dewasa. Sudah bisa bekerja, sudah punya uang sendiri, sudah hebatlah katanya. Tapi kata siapa aku hebat? Aku bahkan merasa pecundang di dunia ini. Aku lebih memilih untuk tidak membuka mataku di setiap mentari hangat menyapa dari sela jendelaku, Aku lebih memilih untuk tetap meringkuk di dalam selimut itu dan menghilang!

Tapi, tapi, tapi, Memangnya bisa dengan segampang itu aku menghilang?
Hehehe, sudahlah, lebih baik aku mandi dan beres-beres untuk berangkat kerja.
Menjalani hari-hari bertemu rekan kerja
Yang buatku merasa sudah bekerja ditempat yang salah
Ya, aku memang pecinta binatang
Ya, aku memang suka binatang
Tapi TIDAK, aku tidak suka bekerja bersama binatang

Si Anjing di bagian HRD yang terus-terus menjulurkan lidahnya
Si Ular rekan satu cubicle yang tega memangsa Si Tikus di setiap tender
Si Buaya yang selalu menunggu menganga dan diantarkan mangsa
Si Monyet Kecil yang seolah datang hanya untuk menjadi pemain sirkus diantara kami

datang, menghibur, tertawa, berguling di tanah, diberi makan, lalu pulang, tidak lupa absen sebelumnya.

Hanya itu yang terjadi setiap harinya
Aku yang manusia tentu saja tersiksa dengan semuanya
Aku yang manusia tentu saja tak suka dengan semuanya

Terkadang Si Anjing menggeram karena aku melihatnya menjilati kemaluan Si Buaya yang mendadak memerah mukanya
Terkadang Si Ular menjilat mukaku dan seolah ingin memangsaku, dan aku yakin memang itu maunya!
Terkadang Si Buaya memintaku mengantarkan jariku untuk cemilan makan siangnya, tentu saja saat Si Anjing tidak sedang bermesraan dengannya



Langkahku terayun sempurna, walau goyah, tapi tetap melangkah.
Apa guna aku hidup?
20 tahun lalu terlahir di dunia
20 tahun sudah berafas di dunia
20 tahun lagi akankah aku masih hidup?

seraya berjalan, semua kupikirkan


"HappY Birthday!!"
Gonggong Anjing, Desis Ular, Gertak Buaya dan Cekikik di Monyet menyambut pagiku di kebun binatang itu. Tak lupa dengan langkah malu-malu Tikus menghampiriku dan menyalamiku. Seolah hanya dia yang tulus dengan perbuatannya.

Hah, sudahlah biarlah ku lewati hari ini seperti sebelumnya saja
kujalani hari ini seperti yang sudah sudah
kulangkahi pasti senyum-senyum palsu penghuni kantor ini
dan kumulai membuka PC ku serta menulis ini untuk kalian.

dan kembali terngiang, Apa Arti Hidup?

Labels:

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Hi I am just looking through blogs and I found yours interesting and would like to invite you to become my friend. I have a mild art blog and I am always looking to make new friends, are you up to it?

I hope to see you soon, take care

11:51 PM  

Post a Comment

<< Home